Kirim Pertanyaan Anda Ke alamat Email ini: konsultasiantasari@gmail.com

Thursday, November 14, 2013



Assalam Wr. Wb

Kamaren saya ditegur oleh kenalan saya tetang cara berwudhu saya. Kata dia cara berwudhu saya itu salah. Yang benar cara berwudhu seperti dia. Yaitu mengalirkan air sampai ke batas anggota wudhu seperti tangan harus sampai ke siku tanpa menggunakan bantuan tangan untuk meratakannya. Sedangkan saya klo mengalirkan air ke batas wudhu (siku) selalu menggunakan tangan untuk meratakannya. Setelah mendapat teguran seperti itu, lalu saya memperhatikan cara berwudhu teman-teman saya di kampus. Cara berwudhu mereka sama seperti yang saya lalukan. Pertanyaan saya. Menurut Ustadz bagaimana cara berwudhu yang benar.?
Terima kasih atas jawabannya.

Wa’alaikum Salam Wr. Wb

Terimakasih atas atensinya
Saudara yang terhormat!
Hal yang ditanyakan berkenaan dengan teknis berwhudu,
Menurut saya, cara seperti yang saudara lakukan sudah benar, karena dalam riwayat disebutkan bahwa ada perintah Rasulullah untuk menyempurnakan wudhu, diriwayatakan “Dari Salim: Ketika aku masuk rumah pada ketika menggalnya Sa’ad bin Abi Waqqash sementara di sana ada ‘Aisyah (isteri Rasulullah Saw). Kemudian Abdurrahman bin Abi bakar masuk dan berwudhu, ketika itu ‘Aisyah melihatnya dan berkata: “Hai Abdurrahman, Sempurnakanlah Wudhumu, karena Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: “Celaka bagi mata kaki yang masuk neraka” (HR. Muslim dari Salim ra., Bab Wujub ghasl al rijlain bikamalihima).
Karena ini adalah persoalan teknis, maka bagi kenalan anda yang menggunakan cara mengalirkan air ke anggota wudhu dengan langsung mengalirkan airnya juga tidak mengapa, akan tetapi tidak mungkin air itu langsung mengalir dengan sendirinya melainkan dengan menggunakan alat juga bukan?. Nah, jadi setelah air dialirkan melalui keran, kemudian dengan menggunakan tangan untuk menyepurnakannya, itu lebih utama dan menyakinkan.
Dalam kita al-Umm (al-Umm, Juz 1, hl. 45) Imam Asy-Syafi’i mengutip hadits tentang penyempurnaan wudhu itu, seperti me ”nyalat-nyalati” (jari-jari yang kiri misalnya dimasukkan di antara jari-jemari yang kanan).

Wallahu A’lam bi Ash-Shawab

Konsultasi Permasalahan Agama ini diasuh oleh:

Dr. Akhmad Sagir, M.Ag. Dekan Fakultas Dakwah & Komunikasi IAIN Antasari, dan juga Dosen pengajar di PascaSarjana (S2) IAIN Antasari Banjarmasin
Categories:

2 comments:

  1. yups. sama-sama. klo ada pertanyaan bisa ja dikirim ke email "konsultasiantasari@gmail.com"
    n dimohonkan untuk mmpromosikan link blog ini ya.

    ReplyDelete