Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya
mau bertanya apakah yang dinamakan Arba Mutamir
itu benar-benar ada?, sebab saya tidak pernah mendengar/membaca satupun hadis
atau surah dari al-quran yang menyebutkan tentang hal ini?
Imam, Kota Banjarmasin.
Imam, Kota Banjarmasin.
Wa’alaikummussalam wr. wb
Arba Mustamir adalah istilah yang
dinisbahkan kepada hari Rabu terakhir dari bulan Safar, yang dalam sejarah disebutkan mulal
sakitnya Rasulullah Saw. dan berterusan sampai hari wafatnya (Tgl 12 Rabi’ul Awal/bulan berikutnya sesudah bulan Safar).
Hari Rabu
terakhir dalam bulan safar selalu ada dan datang setiap tahunnya selama dunia
dan bulan Hijriah ini ada, akan tetapi apabila dikaitkan dengan kejadian bahwa Allah
menurunkan bala pada hari itu, ini yang
menjadi perdebatan.
Pertama: Ada hadits Nabi yang
menyatakan bahwa Tidak ada istilah bulan safar yang membawa “sial”. Imam Abu Dawud meriwayatkan
bahwa ketika Malik bin Anas ditanya tentang “La Safara” (tìdak ada
safar) beliau berkata; sesungguhnya orang-orang Jahiliyah
kadang-kadang membolehkan berperang atau lainnya pada
bulan safar untuk suatu tahun dan melarangnya untuk melakukan sesuatu pada
tahun yang lain, sehingga Nabi bersabda tidak ada larangan khusus untuk bulan
safar itu.
Kedua, Ulama al-Shaleh;
seperti al-Syeikh al-Buni rahimahullah
dalam kitab ‘aI-Firdaus” mengatakan bahwa: Allah menurunkan bala di antara langit dan bumi
pada hari Rabu terakhir bulan Safar maka kata beliau; “siapa
yang menginginkan keselamatan hendaklah shalat enam raka’at dengan membaca ayat kursi pada raka’at pertama dan surah al-Ikhlas pada
raka’at kedua,. Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Saw. dan berdo’a yang inti do’anya minta perlindungan kepada Allah daripada bala bencana dan dibukakan jalan kemudahan dan segala kesulitan yang dihadapi sepanjang tahun.
Dalam kitab “aI-Ba’its Ii al-Surur dan Kanz aI-Najah wa
al-Surur fi aI-Ad’iyah al-Lati Tasyrah al-Shudur” oleh al-Syeikh ‘Abdul Hamid bin Al-Syeikh Muhammad Ali, sebagian ulama al-Salihun menganjurkan agar pada hari Rabu
terakhir bulan Safar itu membaca Surah Yasin dan ketika sampai kalimat
سلام قولا من رب الرحيم
diulangi sebanyak 313 kali dan
setelah selesai membaca surah Yasin berdo’a agar dilepaskan dari bala-bala
yang kemungkinan terjadi.
Jadi menurut hemat kami, apa
yang menjadi kekhawatiran terhadap hari Rabu terakhir bulan safar tersebut harus dipahami dan disikapi dengan bijaksana, yaitu dalam
konteks kewaspadaan semata, bukan dalam arti meyakini sepenuh hati akan terjadinya sesuatu yang
besar pada hari itu, karena hari itu bisa saja terjadi kapan-kapan saja termasuk pada hari Rabu
terakhir Safar. Dan dalam riwayat tidak dijelaskan
tentang hal itu.
Akan tetapi, apa yang menjadi tradisi ulama al-Saleh itu baik untuk
ditiru dan diamalkan, karena apa yang dibaca
daripada surah Yasin itu juga dianjurkan dalam setiap keadaan; baik senang maupun susah, lapang maupun sempit atau untuk sesuatu keinginan, dan berdoa
untuk dilindungi dari berbagai musibah juga dianjurkan oleh Allah dan Rasulullah Saw.
Wailahu A’Iam bi ai-Shawab
Banjarmasin, 2 Januari 2014
Konsultasi Hidup dan Kehidupan, bersama:
Akhmad Sagir (Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi lAIN Antasari Banjarmasin)
Bukankah kita harus berpegang teguh kepada Al-quran dan hadist2 yang shohih????
ReplyDeletekarena keyakinan ttg arba mustamir sungguh bertentangan dengan hadist yg ustadz sebutkan diatas. hati2 dalam mengeluarkan fatwa ya syaikh,hati2 dengan hari pembalasan dari Allah Tabaraka Rahman.
Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah, tidak ada kesialan karena burung hantu, tidak ada kesialan dalam bulan syafar"
ReplyDelete(HR.Al Bukhari 5437,Muslim 2220,Abu Daud 3911, Ahmad(II/327))
Hadits ini telah disepakati ke shahihannya